26 April 2009

Bacalah Al-Quran Al-Karim 2

Al- Quran adalah Kalamullah yang mempunyai mukjizat (perkara yang luar biasa), diturunkan kepada penutup segala nabi dan rasul a.s. dengan perantaraan Jibril a.s. yang amanah, ditulis dalam mushaf-mushaf, dipindahkan kepada kita dengan mutawatir (berturut-turut =diriwayatkan oleh ramai perawi di mana mustahil untuk mereka bersepakat untuk berdusta), dinilai sebagai ibadah dengan membacanya, bermula dengan surah Al-Fatihah dan berakhir dengan surah An-Nas.

Inilah suatu definasi tentang Al-Quran Al-Karim yang telah bersepakat oleh para ulama' dan ahli ilmu Usuluddin.

Al-Quran Al-Karim merupakan perlembagaan hidup bagi umat manusia (bukan hanya khusus untuk umat Islam), petunjuk bagi makhluk dan suatu tanda ke atas kebenaran pengutusan Rasulullah s.a.w. serta risalah yang dibawa baginda. Al-Quran juga sebagai hujjah dan bukti yang benar kukuh sehingga ke hari Qiamat. Sesuai di sepanjang zaman, tempat dan pada semua generasi, umat, bangsa. Kerana Al-Quran Al-Karim dari Allah Taala dan umat manusia serta alam juga dari penciptaanNya. Maka Allah Taala lebih berhak untuk menentukan undang-undang yang sesuai untuk mahkluk ciptaanNya.

Asy-Syathibi dalam kitab Al-Muwaafaqaat mengatakan : "Sudah menjadi kesepakatan bahwa kitab yang mulia ini adalah syari'at yang sempurna, sendi agama, sumber hikmah, bukti kerasulan, cahaya penglihatan dan hujjah. Tiada jalan menuju Allah selainnya, tiada keselamatan kecuali dengannya dan tidak ada yang dapat dijadikan pegangan sesuatu yang menyelisihinya. Kalau demikian halnya, mahu tidak mahu bagi siapa yang hendak mengetahui syariat yang bersifat universal, berkeinginan mengenal tujuan-tujuannya serta mengikuti jejak para ahlinya; haruslah menjadikannya (Al-Quran) sebagai kawan bercakap dan teman duduknya sepanjang siang dan malam dalam teori dan praktik; maka dekat waktunya ia mencapai tujuan dan menggapai cita-cita serta mendapati dirinya termasuk orang-orang terdahulu, dan dalam rombongan pertama jika ia mampu. Dan tidaklah dapat mampu atas hal itu kecuali orang yang sentiasa menggunakan apa yang dapat membantunya, iaitu sunnah yang menjelaskan kitab ini. Selainnya, adalah ucapan para imam terkemuka dan salaf terdahulu yang dapat membimbingnya dalam tujuan yang mulia ini." ( Lihat AI Muwafaqaat, oleh Asy-Syathibi, 31224.)

Tiga bukti kebenaran Al-Quran Al-Karim secara ringkas yang boleh kita sama-sama hayati.
Pertama: Keindahan, keserasian dan keseimbangan kata-katanya. Kata yaum yang berarti "hari", dalam bentuk tunggalnya terulang sebanyak 365 kali ( ini sama dengan satu tahun), dalam bentuk jama' diulangi sebanyak 30 kali (ini sama dengan satu bulan). Sementara itu , kata yaum yang berarti “bulan” hanya terdapat 12 kali. Kalimah panas dan dingin masing-masing diulangi sebanyak empat kali, sementara dunia dan akhirat, hidup dan mati, setan dan malaikat, dan masih banyak lainnya, semuanya seimbang dalam jumlah yang serasi dengan tujuannya dan indah kedengarannya.
Kedua: Pemberitaan ghaib yang diungkapkannya. Awal surah Al-Rum menegaskan kekalahan Romawi oleh Parsi pada tahun 614; setelah kekalahan mereka dalam masa sembilan tahun di saat mana kaum mukminin akan bergembira. Dan itu benar adanya, tepat pada saat kegembiraan kaum Muslim memenangkan Perang Badar pada 622, bangsa Romawi memperoleh kemenangan melawan Parsi. Pemberitaan tentang keselamatan badan Firaun yang tenggelam di Laut Merah 3.200 tahun yang lalu, baru terbukti setelah mumianya (badan yang diawetkan) ditemukan oleh Loret di Wadi Al- Muluk Thaba, Mesir pada 1896 dan dibuka pembalutnya oleh Eliot Smith 8 Julai 1907. Mahabenar Allah yang menyatakan kepada Fir’aun pada saat kematiannya: Hari ini Ku selamatkan badanmu supaya kamu menjadi pelajaran bagi generasi sesudahmu (QS 10: 92).
Ketiga: isyarat-isyarat ilmiahnya sungguh mengagumkan ilmuwan masa kini, apalagi yang menyampaikannya adalah seorang ummi yang tidak pandai membaca dan menulis serta hidup di lingkungan masyarakat terkebelakang. Satu bukti kebenaran (mukzijat) rasul-rasul Allah yang bersifat superrasional.

Sesungguhnya Al-Quran Al-Karim telah menunjukkan kepada beberapa teori ilmiah yang mendalam; tidak dapat disingkap melainkan pada kurun kini, suatu bukti bahawa Al-Quran ini daripada pencipta sekalian alam iaitu Allah SWT. Antara firman Allah Taala:
- “ Dan Kami hantarkan angin sebagai sebagai pembawa air dan pemindah benih*,maka dengan itu Kami menurunkan air (hujan) dari langit, kemudian Kami berikan kamu meminumnya, dan bukanlah kamu yang (berkuasa menurunkannya atau) menimpannya”.- Surah Al-Hijr: 22.
*Iaitu angin itu membawa awan yang mengandungi air hujan, anign juga membawa debunga jantan kepada debunga betina, dari sebatang pohon ke pohon yang lain dan dari hasil pertemuan itu lahirlah buah-buahan.
Oleh kerana itu, seorang orentalis, profesar di Universiti Oxford telah menyatakan bahawa orang-orang Arab (ashabul ibil) telah mengetahui bahawa angin yang membantu proses pendebungaan pokok-pokok dan buah-buahan sebelum orang-orang Eropah mengetahuinya dengan jarak masa 13 kurun sebagai maksud dengan sebab Al-Quran Al-Karim.
Sungguh disayangkan bahwa tidak sedikit umat Islam dewasa ini bukan hanya tidak pandai membaca Kitab Sucinya, tetapi juga tidak mengfungsikannya, kecuali sebagai penangkal bahaya dan pembawa manfaat dengan cara-cara yang tradisional.
Rupanya, umat generasi inilah antara lain yang termasuk diadukan oleh Nabi Muhammad s.a.w. : Wahai Tuhan, sesungguhnya umatku telah menjadikan Al-Qur'an sesuatu yang tidak dipedulikan (QS 25:30).

- At- Tibyan Fi U'lum Al-Quran: Muhammad Ali as-Sobuni
- http://www.bakis5.com/qur'an.htm
- http://www.freewebs.com/ramadhaan/quran.htm
- Harbu al-Gharbi ‘ala al-Islami wa an-Nabiyi (Serangan barat ke atas Islam dan Nabi), Muhammad Abdul Malik az-Zaghbi


17 April 2009

Bacalah Al-Quran Al-Karim


Pada entry sebelum ini, saya ada menyebut tentang membaca. Membacalah, kerana dengan membaca antara sumber kekuatan umat. Dan saya juga ada menyebut sedikit berkenaan saranan membaca Al-Quran. InsyaAllah, kali ini saya saya akan coretkan untuk sidang pembaca beberapa kelebihan membaca Al-Quran Al-Karim. Semoga dengan itu akan menambahkan lagi semangat kita untuk sentiasa membaca Al-Quran. Malang sekali sebagai muslim kita tidak membaca Al-Quran. Apakah anggota keluarga Muslim yang memiliki mushaf tidak mampu membaca Kitab suci itu? Diduga jawabannya adalah "tidak"! Apakah setiap Muslim yang mampu membaca Al-Quran mengetahui garis besar kandungannya serta fungsi kehadirannya di tengah-tengah umat? Amat malang jika sekali lagi jawaban yang diduga serupa.

Di antara keutamaan Al-Qur'an:

1. Firman Allah Ta'ala: " Alif Lam Mim. Demikian itulah Al-Kitab (Al-Quran) yang tiada keraguan padanya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa". (Al-Baqarah:1-2). Taqwa ialah takut kepada Allah Taala dengan mengikuti segala perintahNya dan meninggalkan segala laranganNya.

2. Firman Allah Ta'ala: "Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan khabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri." (An-Nahl: 89)

3. Firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gelita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus." (Al-Ma'idah: 15-16).

4. Firman Allah Ta 'ala: "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi ouang-orang yang beriman. " (Yunus: 57).

5. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Bacalah Al-Qur'an, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa 'at bagi pembacanya." (HR. Muslim dari Abu Umamah).

6. Dari An-Nawwas bin Sam'an radhiallahu 'anhu, katanya: Aku mendengar Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Didatangkan pada hari Kiamat Al-Qur'an dan para pembacanya yang mereka itu dahulu mengamalkannya di dunia, dengan didahului oleh surah Al Baqarah dan Ali Imran yang membela pembaca kedua surah ini." (HR, Muslim).

7. Dari Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu, katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya." (HR. Al-Bukhari)

8. Dari Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu, katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf dan mim satu huruf." (HR. At-Tirmidzi, katanya: hadits hasan shahih).

9. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang membaca Al-Qur'an dengan mahir adalah bersama para malaikat yang mulia lagi taat, sedangkan orang yang membaca Al-Quran dengan tergagap dan susah membacanya baginya dua pahala." (Hadits Muttafaq 'Alaih). Dua pahala, yakni pahala membaca dan pahala susah payahnya.

10. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak boleh hasad (iri) kecuali dalam dua perkara, yaitu: orang yang dikaruniai Allah Al-Qur'an lalu diamalkannya pada waktu malam dan siang, dan orang yang dikaruniai Allah harta lalu diinfakkannya pada waktu malam dan siang". (Hadits Muttafaq 'Alaih). Yang dimaksud hasad di sini yaitu mengharapkan seperti apa yang dimiliki orang lain. (Lihat kitab Riyadhus Shaalihiin, hlm. 467-469).

Demikianlah beberapa kelebihan membaca dan mengamalkan Al-Quran Al-Karim yang dapat kita hayati bersama dari sumber Al-Quran dan As-Sunnah. InsyaAllah jika berkesempatan saya cuba bawakan pula kelebihannya pada pandangan ulama' dan ilmuwan.

Bukanlah kelebihan yang kita harapkan sangat tetapi sebagai galakan untuk kita mendampingi Al-Quran. Al-Quran adalah petunjuk jalan hidup kita menuju alam kematian. Tidak dapat tidak kita mesti sentiasa membacanya.

8 April 2009

Manisnya IMAN


Manis iman bukan seperti gula-gula atau manisan. Manis iman bukan seperti ais kacang atau air tebu. Kerana manis iman bukan dirasai oleh anggota zahir tetapi roh. Kerana manis makanan dan minuman kita suka, gembira dan ketawa. Tetapi manis iman......

Apa perasaan kita apabila berdiri tegak menghadap Allah Taala?
Apa rasa kita apabila rukuk, sujud di hadapan Allah Yang Maha Agung?
Apa respon kita apabila mengungkap di bibir dan meneliti di aqal satu persatu surah Al-Fatihah?

Bagaimana kita membaca al-Quran?
Tahukah kita makna dan maksud apa yang sedang kita bacakan?

Apa perasaan kita apabila membaca atau diceritakan sirah Rasulullah s.a.w. kepada kita?
Tika baginda ditimpa penghinaan, kesusahan, fitnah, celaan ?
Tika senda gurau baginda s.a.w. dengan keluarga dan para sahabat ?

Hanya mereka yang benar-benar memahami dan menghayati sahaja dapat membayangi apa yang mereka sedang lakukan (baca, dengar, tadabbur, fikir, yakini, amal, sampaikan).
Dari situlah akan timbul rasa manisnya iman. Walau kadangkala rasanya sering bertukar-tukar - pahit, masin, kelat, masam, tawar. Tatkala hilang manis itu sukar sungguh mencarinya semula. Terpaksa berperang. Terpaksa berdiam. Terpaksa menyendiri seketika. Kerana rasa manisnya iman itu lazat.

Macam mana rasa manis iman ??? Rasailah sendiri.....